Monday, February 25, 2019

Waspadai Titanic Syndrome

[BUSINESS INSIGHT]

WASPADAI TITANIC SYNDROME

Anda tidak punya pilihan lain bahwa bisnis anda akan menghadapi perubahan lebih, tantangan lebih, krisis lebih, gelombang disruption yang lebih besar dari sebelumnya. Pilihan yang anda miliki hanyalah menyerah dan melihat kompetitor anda menyalip anda atau anda menjadikan ini sebagai opportunity untuk berubah lebih baik.

Bisnis anda harus siap bertahan menghadapi segala ancaman, bencana, Tantangan dan disruption.

Saya akan gambarkan lebih mudah melalui sebuah cerita sejarah yang sudah pasti anda dan saya mengetahui dengan baik ceritanya...
Sebuah peristiwa bersejarah yang menewaskan banyak orang...
Peristiwa ini adalah tenggelamnya kapal Titanic.

Cerita ini di mulai April 1912, dini hari ketika sebuah kapal penumpang terbesar sepanjang sejarah menabrak gunung es dan tenggelam dalam 3 jam menewaskan lebih dari separuh penumpangnya.

Pertanyaan yang sebenarnya adalah “apa yang sebenarnya menenggelamkan dan membunuh kapal Titanic ?”

Saya tau ada banyak jawaban untuk kasus ini namun saya ingin mengajak anda untuk fokus pada 3 elemen penting dalam peristiwa tenggelamnya kapal megah dan super canggih di zamannya ini. Dan saya berharap anda bisa memahaminya.

1. Di malam kejadian itu, suasana sangat tenang dimana ada 1 ruangan di deck kurang lebih setinggi 50 Meter yang di dalamnya ada 2 orang crew kapal sedang bertugas malam. Tugas mereka adalah untuk melihat apakah ada spot atau hal yang bisa mengganggu jalurnya Titanic. Dan petugas ini bergantian shift 24 jam non stop. Mereka itu tidak mabuk, tidak mengantuk dan tidak lelah. Namun kenapa mereka tidak melihat adanya iceberg / bongkahan es tersebut ? Padahal mereka punya bel, alarm dan telpon yang terhubung langsung ke kapten kapal untuk memberitahu apapun yang terjadi dihadapannya...tapi ada 1 hal yang mereka tidak miliki yakni Binocular...bisakah anda bayangkan jika sebuah kapal tidak memiliki binocular ? Kenapa tidak ada binocular di kapal semegah Titanic ? Sebenarnya Mereka punya binocular tapi mereka di kunci di taruh di sebuah lemari penyimpanan dan kuncinya tidak ada di 2 penjaga tadi. Laaahhh kok bisa ? Senior Officernya punya kuncinya namun itu semua terlupakan dan disepelakan karena binocular hanya digunakan jika dibutuhkan saja. So, mereka punya binocular di dalam kabinet dan mereka sebetulnya juga bisa memecahkan kabinetnya tapi kenapa tidak mereka lakukan ? Mereka terlalu sombong dengan kemegahan titanic jadi mereka merasa tidak perlu dan tidak sempat untuk memecahkan kabinet tersebut...kesimpulannya mereka terlalu over confidence alias terlalu percaya diri. Bahkan saking sombongnya arsitek Titanic sampai mengatakan “bahkan Tuhanpun tak mampu menenggelamkannya.”

Padahal binocular mampu mencegah terjadinya kecelakaan ini. Andai saja dua petugas penjaga tersebut memegang binocular 24 jam dan tidak menyepelekan apa yang ada di depannya dengan hanya melihatnya menggunakan mata telanjang tentu mereka bisa mencegah kecelakaannya.

Dan inilah yang banyak saya lihat, amati di beberapa bisnis juga tidak memiliki binocular atau proyeksi untuk melihat apa yang terjadi jauh di depannya. Mereka tidak melihat lebih jauh dan memperhatikan peluang yang ada di depannya. Mereka tidak memiliki forecast yang mampu memprediksi apapun yang ada di masa mendatang. Mereka terlalu menyepelekan dan sibuk dengan situasi saat ini saja. Mereka tidak tahu bahwa di depan ada ancaman yang siap menghancurkan bisnis mereka.

2. Titanic memiliki perlengkapan radio telekomunikasi terbaik dan tercanggih di planet saat itu. Dan bahkan mereka bisa mengirimkan sinyal kordinat mereka serta menginfokan kepada kapal lainnya tentang apa yang terjadi dengan Titanic tapi mengapa mereka tidak memperhatikan itu ? Dokumen menyatakan bahwa radio operator benar2 sangat sibuk...sibuk dengan apa ? Mereka sibuk mengirimkan pesan untuk penumpang first class. Dan itu semua pesan yang sangat sangat tidak penting. Saat dokumen itu dibuka, pesan itu berisi pemberitahuan kepada penumpang tentang pertandingan poker, informasi menu dan dekorasi baru di restoran... dan ketika petugas meminta mereka mengumumkan bahwa di depan ada bongkahan es, operator radio malah berkata “Shut Up, Keep Out, saya sedang sibuk melayani penumpang first class.”

Customer service memang penting namun jika anda mengabaikan ancaman di bisnis anda ini juga akan lebih membunuh bisnis anda. Banyak perusahaan hanya sibuk melayani customer dan sudah bangga dengan standar pelayanannya tanpa mau memperhatikan warning ancaman didepannya. Mereka terlalu sombong dan berbangga hati dengan kualitas pencapaian mereka saat ini.

3. Titanic di pimpin oleh seorang kapten kapal yang sangat prima kondisinya. Yaitu Captain Edward John Smith. Dia sudah berpengalaman bertahun - tahun sebagai nahkoda dan sangat sangat terkenal. Di dalam karirnya dia sudah sering menyelamatkan kapalnya dari kecelakaan.. dia sangat sangat ahli dan berpengalaman dalam mencegah serta menghindari kecelakaan kapal. Bahkan dia pernah mengarungi lautan dalam kondisi gelap dan ada kapal di depannya yang tidak terlihat hampir mendekat hanya berjarak beberapa inchi dan akan menabrak kapalnya namun dia dengan sangat cekatan mampu mencegah dan menghindari kapal tersebut sehingga seluruh penumpang bisa selamat. So, dia sangat sangat ahli dan berpengalaman untuk mengatasi dan menghindari kecelakaan kapal. Dan di malam itu, di Titanic dia melakukan apapun yang sudah dia latih selama bertahun - tahun, dia menerapkan pengalamannya... dia memutar kemudinya namun tetap saja tidak bisa menghindari bongkahan es tersebut malah menjadikan Titanic semakin rusak parah karena justru menabrak bongkahan es yang lebih besar dibawahnya yang tidak tampak oleh mata. Para ahli berkata jika sang nahkoda tidak membelokkan kemudinya alias membiarkan kapal tetap berjalan lurus sebetulnya kapal tidak akan rusak parah dan menyebabkan tenggelam. Kita betul - betul memuja dan sangat menghargai latihan - latihan terbaik yang sudah kita lalui, kita mencintai kesuksesan kita di masa lalu.. tapi tahukah anda bahwa terkadang apapun keberhasilan anda di masalalu dan apapun yang anda kuasai di masalalu  terkadang menjadi hal yang membunuh anda di hari ini dan di masa depan. Pengalaman masa lalu menjadi sangat indah sampai dia menghancurkan anda di masa depan. Banyak orang terlena dan sibuk mengenang keberhasilannya di masa lalu sehingga dia hidup berbangga diri dan tidak peduli lagi dengan update ilmu... dia merasa keberhasilannya di masa lalu akan terus dan tetap sama.

Nah, saat saya menceritakan kisah Titanic diatas mungkin anda bertanya kenapa kok saya tidak memasukkan faktor bongkahan es nya sebagai penyebab tenggelamnya Titanic. Jelas - jelas penyebab utamanya adalah bongkahan es tersebut. Yaaah ini memang sangat mudah dan menarik untuk menyalahkan bongkahan es nya... bukankah kita selama ini suka menyalahkan faktor di luar diri kita seperti “ini salah kompetitor, ini salah pemerintah, ini salah konsumennya, ini suppliernya aja yang bermasalah, ini kesalahan media, dan lain2.” Sungguh sangat sangat mudah dan nikmat menyalahkan bongkahan es nya. Namun coba anda renungkan bahwa bongkahan es nya akan tetap selalu ada terus...malah semakin banyak...tugas anda bukan untuk mengutuk atau menyalahkan mereka namun untuk bersiap bagaimana menghadapi mereka...Titanic tidak siap untuk ini. Oooh mungkin anda akan mengatakan itu cerita kuno sudah ratusan tahun lalu tapi saekarang kami berbeda...kami sudah mempelajari banyak hal untuk menghindari ancaman dan tantangan dalam bisnis kami...bisnis kami sudah raksasa ga akan mudah dikalahkan oleh kompetitor atau bongkahan es nya... oke bisa saja anda berbangga dan mengatakan seperti itu namun coba liat faktanya.... 89% Perusahaan raksasa tenggelam dalam 60 tahun terakhir. Bahkan sebuah riset mengatakan bahwa 50% perusahaan fortune 500 akan hilang di 10 tahun kedepan... tidakkah anda belajar dari tragedi Nokia, Blackberry, Lehman Brothers, AOL, Myspace, Kodak, Netscape, dll. Kurang raksasa kah mereka ?

So, hari ini lebih penting bagi kita untuk menghindari TITANIC SYNDROME yaitu penyakit korporasi atau seseorang maupun organisasi yang mana mereka membuat kegagalan mereka sendiri dengan sikap arogan mereka, terlalu membanggakan serta menyombongkan diri terhadap prestasi - prestasi mereka di masa lalu sehingga mereka tidak mampu mengenali ancaman baru di hadapan mereka.

Mereka tidak memahami bahwa RULES OF THE GAMES are changing... dan survey yang dilakukan oleh Nadya Zhexembayeva menyatakan bahwa 13,7% perusahaan melakukan reinvent atau inovasi ulang setiap tahun atau kurang,  33,6% setiap 2 - 3 tahun, 32,4% setiap 4 - 5 tahun, 12,1% setiap 6 - 10 tahun, 5,5% setiap 10 - 15 tahun dan 2,7% sisanya setiap 16 tahun lebih. Bisa anda bayangkan jika perusahaan - perusahaan di luar sana terus berlomba - lomba melakukan reinvent sementara anda terlalu bangga dengan prestasi anda ?

Banyak perusahaan terlalu menyepelekan dan merasa selalu punya waktu untuk berinovasi nanti...mereka terlalu menikmati masa arogan dan kesombongan mereka until it’s too late...

Pertanyaannya adalah apa yang bisa saya lakukan untuk menghindari Titanic Syndrome ? Bagaimana saya mengetahuinya bahwa ini ada dalam diri saya ? Bagaimana saya mengetahuinya bahwa perusahaan saya sedang mengalaminya ?
Apa yang melatarbelakanginya ?

Jika kita amati dan perhatikan lebih seksama maka kuncinya hanya ada 1 kata yakni “CHANGE”

Seseorang yang terlalu percaya diri serta membanggakan diri dengan prestasinya justru inilah yang tenggelam. Ketika anda sudah terlalu yakin dan sombong terhadap diri anda, maka anda sudah tidak perlu lagi mawas diri, tidak perlu lagi untuk prepare, sudah tidak perlu lagi mendengar pihak lain...sudah tidak perlu lagi berusaha lebih, sudah tidak perlu lagi belajar, sudah tidak perlu lagi mentor / coach, sudah tidak perlu lagi membangun brand awareness karena anda merasa anda sudah hebat dan anda merasa tidak terkalahkan dan tidak bisa tenggelam. Arogan sebetulnya adalah rasa ketakutan yang ditutupi...yess ketakutan untuk berubah....so, hari ini saya ingin mengajak anda untuk memikirkan kembali hubungan anda dengan “perubahan / change”

Berubah memang menyakitkan, ga’ nyaman, sangat mengganggu namun berubah adalah kesempatan yang sangat indah untuk membuka peluang baru. Perubahan adalah pintu pembuka dari versi baru anda. Perubahan adalah pembuka dalam kehidupan anda untuk menemukan jalan yang lebih baik...

It’s a chance to RE-THINK, RE-IMAGINE, RE-CREATE, RE-INVENT

Tanyakan pada diri anda, “Apakah 1 hal yang bisa saya lakukan untuk mengembangkan perubahan yang lebih sehat, lebih baik, lebih membahagiakan, dan lebih adaptif ?” Karena saat anda mengundang perubahan untuk hadir dalam kehidupan anda... ketika anda mengizinkan diri anda untuk RE-INVENT maka anda akan memenangkan reward pilihan baru...perubahan bukanlah musuh melainkan adalah sebuah kemerdekaan yang sangat indah.

Mari bersama - sama terus belajar mengasah diri dan kapasitas... ikhlaskan diri anda untuk terus mengosongkan gelas, merendahkan hati untuk terus berkembang dan tidak menyepelekan sekecil apapun ancaman dihadapan kita.

Saya siap menjadi teman diskusi dan belajar anda....

Enjoy your business !
- CTP -



Artikel Terkait

Waspadai Titanic Syndrome
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email